Asuransi Kendaraan di Era Mobil Otonom
AUTONOMOUS car insurance menjadi industri yang bermetamorfosa seiring perkembangan dan implementasi masif mobil otonom. Inovasi diberikan melalui penyesuaian regulasinya. Tanggung jawab atas risiko berkendara yang dimunculkan oleh mobil swa kemudi menjadi rumit. Opsi pelibatan pabrikan hingga pengembang software pun digulirkan, termasuk menghadirkan coverage proteksi baru. Agar impact kerugian pembiayaan dari risiko terkendali, pelanggan bisa mengaplikasikan produk insureka!. Manfaat polis yang bisa dioptimalkannya adalah:
1. Polis Comprehensive Premium.
3. Polis Total Loss Only (TLO).
Intelligent Transport System atau sistem transportasi cerdas menjadi kebutuhan vital moda berkendara di masa mendatang. Ideal diterapkan bersama self driving cars insurance, saat ini teknologinya berkembang pesat dengan kehadiran banyak brand mobil otonom. Bukan lagi sekedar riset, tapi mulai diimplementasikan secara riil dalam kehidupan sehari-hari. China contohnya. Negeri Tirai Bambu sudah memberi ijin uji coba mobil otonom Tingkat 3 di jalan raya. Menguatkan tujuan komersialisasi, beberapa pabrikan yang bergabung adalah:
- Brand Mobil BYD dan NIO (9866.HK).
- Brand Mobil Changan Automobile (000625.SZ).
- Brand Mobil GAC (601238.SS).
- Brand Mobil SAIC (600104.SS).
Lalu, bagaimana dengan Indonesia yang mana unit ini membutuhkan proteksi driverless car insurance? Mobil otonom menjadi moda yang akan dikembangkan di Ibu Kota Nusantara (IKN), selain opsi taksi terbang. Mendukung pengembangan moda otonom lebih luas di tanah air, ada banyak institusi swasta yang terus melakukan riset. Salah satu sampelnya adalah Teknologi Sahabat Alam (TESA) asal Bandung yang menawarkan unit otonomnya adalah 3 mode berkendara, yaitu:
1. Mode Berkendara Otonom Pertama.
Mobil otonom melaju dalam track jalan yang sudah diprogram. Secara teknis kinerja mode ini dengan mengikuti track line. Adapun spot pemberhentian ditentukan oleh pelanggan.
2. Mode Berkendara Otonom Kedua.
Mode otonom kedua mengandalkan implementasi track line dan remote, terlepas status insurance and self driving cars. Pergerakan maju-mundur akan mengikuti track line, lalu pemberhentian dengan menekan remote. Sistem ini bisa digunakan oleh pelanggan yang memiliki titik pemberhentian random. Mode ini ideal melayani rute transportasi perumahan juga umum.
3. Mode Berkendara Otonom Ketiga.
Mode otonom ini sepenuhnya mengandalkan fungsi remote.
Kehadiran mobil ini lengkap dengan autonomous driving insurance tersebut sebenarnya pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang sangat mengoptimalkan fungsi Artificial Intelligence (AI). Kehadiran formula teknologi tersebut diharapkan bisa menghadirkan sistem berkendara yang lebih aman dan nyaman. Menurunkan potensi resiko berkendara. Unitnya bisa dikembangkan untuk fungsi komersial lain. Saat ini sebenarnya ada banyak piranti dasar otonom tersebut yang sudah disematkan pada berbagai varian brand mobil, seperti:
- Fitur Forward Collision Mitigation (FCM).
- Fitur Adaptive Highlight.
- Fitur Lane Assist.
- Fitur Adaptive Cruise Control (ACC).
- Fitur Rear-View Video Systems (RVS).
- Fitur Electronic Stability Control (ESC).
- Fitur Automatic Emergency Braking (AEB).
Menawarkan berbagai aspek positif bersama self driving cars insurance, sekarang tinggal bagaimana pelanggan bisa menerima kehadirannya. Mengacu hasil penelitian ilmuwan University of Glasgow, Skotlandia, melalui riset “Can You Hazard a Guess? Evaluating The Effects of Augmented Reality Cues on Driver Hazard Prediction” ternyata menghasilkan kesimpulan menarik. Mobil otonom disebut memberikan respon lambat atas insiden tabrakan yang terjadi. Satu sisi fokus pengemudi sudah berbeda. Namun, kondisi ini bisa diatasi dengan implementasi teknologi tambahan Augmented Reality (AR).
Apa Arti Kebangkitan Mobil Otonom bagi Perusahaan Asuransi?
Perkembangan teknologi mobil otonom memang sangat pesat, termasuk penyesuaian driverless car insurance. Kehadirannya pun memberikan impact terhadap regulasi sebuah perusahaan asuransi. Pemikiran unik pun disampaikan oleh Hod Lipson dan Melba Kurman dalam buku “Driverless - Intelligent Car and the Road Ahead”. Mereka berasumsi bahwa inovasi teknologi kendaraan otonom sudah melampaui kemampuan industri asuransi mobil. Hal ini terkait dengan status “Tanggung Jawab” saat risiko membelit.
Tanpa pengemudi dalam unit otonom, lalu siapa yang akan bertanggung jawab manakala risiko membelit? Untuk itu, diperlukan beberapa penyesuaian regulasi autonomous car insurance untuk mengakomodir kepentingan tersebut. Penyesuaian bisa dijalankan dengan melibatkan produsen mobil hingga pengembang software sebagai obyek yang ikut bertanggung jawab atas risiko berkendara yang muncul. Lalu, industri asuransi mobil juga perlu mengembangkan coverage fitur proteksi baru.
Beberapa catatan yang mengemuka untuk coverage proteksi baru adalah terkait dengan status keamanan siber hingga implementasi sistem GPS unitnya. Secara umum, pesatnya perkembangan dan implementasi mobil otonom menghadirkan banyak penyesuaian dalam sistem sebuah perusahaan asuransi mobil. Ruang lingkup penyesuaian autonomous driving insurance yang bisa dijalankannya adalah:
1. Penyesuaian Atas Regulasi.
Peraturan terkait status yang bertanggung jawab atas sebuah belitan risiko memang harus disesuaikan. Artinya, pemerintah harus menetapkan standar regulasinya secara baku dengan memperhatikan kondisi tersebut. Kondisinya tentu akan semakin rumit jika tanggung jawab atas resiko berkendara dibebankan kepada produsen brand mobil tersebut.
2. Penyesuaian Atas Underwriting.
Status penjaminan menjadi hal mendasar yang vital atas risiko dan perlu mendapatkan penyesuaian. Penyesuaian tersebut diharapkan bisa menghadirkan pembiayaan atau premi asuransi mobil yang proporsional. Pembiayaan asuransi mobil biasanya didasarkan atas catatan mengemudi hingga jarak tempuhnya. Informasi lainnya adalah merek, model, dan jenis unitnya. Dengan kehadiran masif unit otonom, status pembiayaan asuransi mobil juga bisa mempertimbangkan aspek telematika.
3. Penyesuaian Atas Klaim Menurut Biaya Perbaikan.
Klaim insurance and self driving cars menjadi hak bagi pelanggan pemilik polis karena sebagai solusi atas kerugian pembiayaan yang dimunculkan faktor risiko. Dengan kompleksitas teknologi yang dimilikinya, setiap risiko yang membelit unit otonom bukan tidak mungkin akan menghadirkan pembiayaan perbaikan yang besar. Pembiayaan perbaikan di bengkel bisa saja melambung tinggi karena keterbatasan mekanik yang menguasai teknologi mobil otonom tersebut.
4. Penyesuaian Atas Tingkat Kepemilikan Unitnya.
Seiring tingginya popularitas mobil otonom, potensi munculnya fenomena menarik justru muncul. Individu pelanggan bisa saja justru menahan diri untuk tidak memiliki unit swa kemudi tersebut. Artinya, status kepemilikan mobil ini terbuka bagi banyak instansi pemerintah (pusat-daerah) hingga swasta. Situasi tersebut juga membutuhkan penyesuaian atas regulasi perlindungan risikonya secara lebih luas.
Lebih lanjut, mobil otonom juga membutuhkan coverage perlindungan yang lebih kompleks melalui autonomous driving insurance. Terlepas dari potensi kerusakan unit otonom akibat kecelakaan, risiko juga bisa datang membelit dengan background lain. Risiko bisa memberikan kerugian pembiayaan dengan pemicu insiden bencana alam, pencurian, vandalisme, dan lainnya. Artinya, pelanggan pun wajib lebih detail dalam membaca berbagai potensi risiko lalu menyiapkan formula terbaik penangkalnya.
6 Tingkat Teknologi Mobil Otonom
Dikendalikan tanpa membutuhkan driver manusia, mobil otonom jelas dibekali dengan teknologi super modern. Efektif resikonya dikendalikan self driving cars insurance, semua aspeknya dijalankan secara digital dengan optimalisasi fungsi sensor dan kamera. Di luar itu, ada beberapa komponen penting yang dimiliki oleh mobil otonom tersebut. Sebut saja:
1. Variabel Connected Horizon plus Sistem Kemudi Listrik.
Connected Horizon menjadi media interaksi mobil otonom dengan objek di lingkungan sekitarnya. Untuk itu dibutuhkan informasi traffic secara real-time, terlepas dari opsi pemilihan polis insurance and self driving cars. Informasi tersebut lalu diolah untuk menetapkan rute dan penyesuaian sistem kemudinya. Adapun kemudi listrik dengan teknologi Fail-Safe System menjadi sistem kemudi otomatis. Teknologi tersebut memastikan kemudi tetap mendapatkan support minimal 50% meski dalam kondisi emergency sekalipun.
2. Variabel Elektronik Stability Program (ESP) dan Human Machine Interface (HMI).
ESP menjadi elemen penting untuk memastikan keamanan berkendara. Sistem ini memainkan fungsi sebagai pengereman otomatis. Mengurangi hingga menghentikan laju mobil manakala dihadapkan dengan status emergency. Untuk HMI menjadi media penghubung antara komunikasi pelanggan dengan mobil. Disajikan dalam display yang inovatif, pengemudi pun diharapkan bisa mengoptimalkan fungsi sistemnya secara intuitif.
3. Variabel Teknologi iBooster dan Peta.
iBooster menjadi sistem pengereman aktif yang bisa diimplementasikan pada berbagai tipe powertrain. Mengendalikan risiko dengan autonomous car insurance, secara otomatis alat ini akan mencatat sistem penggerak pada pedal rem dan dikirimkan ke kontrol. Data tersebut lalu diteruskan untuk mengubah torsi menjadi daya yang dibutuhkan. Energinya diubah menjadi tekanan hidrolik. Lalu, Peta menyediakan informasi terkait kondisi lalu lintas. Kondisi di luar on-board dipantau melalui sensor.
4. Variabel Sensor LiDAR dan Radar 360.
LiDAR mengolah data untuk mengenali kondisi lingkungannya. Informasi tersebut lalu digunakan oleh mobil otonom untuk menyiapkan skenario mengemudi yang aman. Adapun informasi tersebut diserap melalui sensor ultrasonik, kamera, hingga radar. Terkait Radar 360, alat ini menangkap informasi di sekeliling mobil secara penuh 360 derajat. Jarak deteksinya bahkan mencapai 250 Meter. Sistem kerjanya, sensor mengirimkan gelombang termodulasi dalam frekuensi 76-77 GHz.
5. Variabel Sensor Ultrasonik dan Sensor Video.
Sensor Ultrasonik memasok informasi kepada sistem mengemudi otomatis melalui penginderaan objek dalam jarak dekat, di luar penggunaan driverless car insurance. Jarak deteksi nya hingga 6 Meter, dalam status pergerakan lambat. Kinerjanya, sensor ini mengadopsi teknik sonar. Memancar sinyal ultrasound singkat yang tergantung dari obyek di sekitarnya. Lalu, Sensor Video menggabungkan teknologi 3D dengan daya deteksi hingga 50 Meter.
Mobil Otonom Tingkat 0
Teknologi tingkat 0 berarti mobil tersebut tidak memiliki sistem otonom sama sekali hingga perlu diproteksi self driving cars insurance. Untuk menjalankannya dilakukan secara manual dengan sepenuhnya mengandalkan skill pengemudi. Selain manuver, pengaturan kecepatan, status berhenti, parkir, hingga navigasinya sangat bergantung pada pengemudi. Untuk mobil keluaran terbaru biasanya dilengkapi dengan sistem teknologi intervensi. Bentuknya berupa peringatan blind spot, pengereman darurat otomatis, hingga benturan depan.
Mobil Otonom Tingkat 1
Mobil otonom tingkat 1 sudah dilengkapi satu bantuan mengemudi secara otomatis dan membutuhkan proteksi insurance and self driving cars. Bentuknya bisa salah satu sistem yang membantu mengemudi otomatis, penambah kecepatan, atau pengereman. Teknologi tingkat 1 memiliki status kontrol jelajah yang adaptif. Mampu menyesuaikan kecepatan dan menjaga jarak aman dengan objek di depannya. Untuk implementasi sistem lainnya adalah menjaga untuk untuk melaju pada alur yang benar. Mampu mencegah potensi penyimpangan pergerakan.
Mobil Otonom Tingkat 2
Mobil otonom tingkt 2 dihadirkan lebih modern dan mumpuni dengan proteksi autonomous driving insurance. Unitnya sudah dilengkapi dengan teknologi lanjutan berupa Advanced Driver Assistance System (ADAS). ADAS mampu mengambil alih kemudi, lalu melakukan pengereman dan penambahan kecepatan secara bersama-sama. Meski demikian, pengemudi diminta tetap waspada. Ada banyak teknologi ADAS yang disematkan pada sebuah unit mobil, diantaranya Toyota Safety Sense, Honda Sensing, dan lainnya.
Mobil Otonom Tingkat 3
Teknologi otonom tingkat 3 sudah masuk dalam status mengemudi otomatis bersyarat. Sistemnya dibangun dari teknologi kecerdasan buatan plus bantuan mengemudi. Formulanya mampu bereaksi cepat atas kondisi darurat hingga pengambilan keputusan secara instan. Pengemudi sudah terbebas dari aktivitas memantau kinerja sistem teknologinya. Hanya perlu bersikap waspada untuk mengambil kendali manakala dibutuhkan.
Mobil Otonom Tingkat 4
Tingkat 4 menjadi sistem otonom yang memiliki otomatisasi berkendara level tinggi. Di luar penggunaan autonomous car insurance, teknologi ini tidak lagi melibatkan campur tangan manusia saat berkendara. Mobil akan berhenti secara otomatis manakala ada kegagalan sebuah sistem. Sistem otonom tersebut sudah ditopang dengan teknologi Geofencing, meski cakupannya sementara berlaku untuk daerah terinput data. Implementasi sistem ini berlaku pada mobil untuk keperluan antar jemput, transportasi umum, juga rideshare.
Mobil Otonom Tingkat 5
Teknologi tingkat 5 memastikan status mobil 100% otonom dan ideal dilindungi driverless car insurance. Tidak lagi diperlukan interaksi pengemudi. Coverage area pergerakannya juga tidak terbatas dan bisa digunakan untuk perjalanan jauh. Mobil ini juga tidak lagi dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kondisi jalan. Untuk formula ekstrim, mobilnya tidak lagi dilengkapi fasilitas kemudi manual hingga pedal rem juga akselerasi. Semua sudah dijalankan secara otomatis menurut setting sistem yang dibuat sebelum memulai perjalanan.
Bagaimana Cara Kerja Asuransi untuk Mobil Self-Driving?
Perkembangan teknologi swa kemudi memang memberikan impact luas dan wajib diproteksi self driving cars insurance. Kehadiran teknologi tersebut secara otomatis memberikan pengaruh terhadap perusahaan asuransi mobil. Penyesuaian fitur perlindungan hingga polis pun dilakukan oleh para penyedia asuransi mobil. Adapun beberapa aspek yang mengalami penyesuaian adalah Product Liability Section. Sebab, perusahaan asuransi harus menyiapkan fitur khusus proteksi atas manufaktur dari potensi tuntutan pihak ketiga.
Jaminan fitur Third Party Liability (TPL) dari driverless car insurance pun otomatis dikaji ulang. Sebab, potensi risiko yang muncul berbanding lurus dengan Own material Damage. Melengkapi sistemnya, perusahaan asuransi mobil juga akan berhitung ulang terkait besar klaim yang harus dibayarkannya. Terkait klaim, ada beberapa aspek yang diperhatikan seperti kelayakan tingkat teknologi yang digunakan hingga skill pengemudinya juga lainnya.
Lebih lanjut terkait insurance and self driving cars, hal lain yang wajib diperhitungkan adalah terkait dengan nilai premi polisnya. Untuk itu riset dan kajian mendalam harus menitikberatkan pada beberapa isu sentral. Adapun pertimbangan yang bisa dikedepankan tersebut adalah:
- Harga unit otonom yang lebih mahal otomatis berpotensi menaikkan nilai preminya.
- Slot peminat unit otonom atau pasar yang terbentuk dengan serapan produknya.
- Memastikan tarif premi proporsional menurut hasil analisis data riset yang dijalankan.
- Mempertimbangkan daya adaptif masyarakat atas teknologi baru otonom yang ditawarkan.
- Budaya masyarakat dalam berkendara di jalan raya.
- Status kesiapan bengkel rekanan dalam proses pemulihan unit otonom dari belitan faktor risiko.
Apa yang Sedang Dijalankan?
Persiapan penyesuaian kebijakan atas kendaran otonom memang sudah dilakukan perusahaan autonomous car insurance. Adapun pertimbangan utama kebijakan disusun adalah potensi faktor risiko dan pemicunya. Meski demikian, ada beberapa variabel umum yang digunakan perusahaan asuransi mobil dalam perhitungan premi polisnya. Komponen pembanding tersebut adalah:
- Catatan mengemudi dari pelanggan pemilik polis, termasuk jumlah pelanggaran lalu lintasnya.
- Informasi pribadi yang dimilikinya terkait usia dan status gender.
- Lokasi mobil tersebut beroperasi menurut status rawan insiden risiko atau tidak.
- Unit mobilnya yang didasarkan atas informasi usia produksi, merek, dan lainnya.
- Jarak tempuh yang dibuat dengan asumsi level potensi risiko tinggi jika sering berkendara.
- Perluasan coverage yang ditawarkan sebagai upaya untuk menaikkan status kekuatan proteksinya.
Lebih lanjut, pelanggan pun bisa mengadopsi produk perlindungan atas risiko dari autonomous driving insurance insureka!. Sebab, penyesuaian sudah dilakukan insureka! atas beragam kebutuhan pelanggan. Harga preminya juga selalu terjangkau. Sebab, insureka! Memberikan diskon 25%. Rendahnya premi juga dihasilkan dari penggunaan batas bawah Persentase Premi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Implementasi batas bawah tersebut berlaku untuk semua polis dengan ilustrasi:
Melengkapi profil positif self driving cars insurance, insureka! juga mebangun sistemnya secara online. Pelanggan bisa melakukan registrasi (pembelian polis) dan melakukan #KlaimnyaLancarBanget melalui media aplikasi atau website insureka!. Dokumen persyaratan registrasi hanya terdiri dari STNK, SIM, juga Foto Panel Unit Mobilnya. Adapun jenis polis perlindungan yang bisa diterapkan adalah:
1. Polis Comprehensive Premium.
Comprehensive Premium sebagai rekomendasi insurance and self driving cars dengan beban penggunaan sangat tinggi setiap harinya. Polis ini dibangun dari 15 fitur included, lalu perluasan coverage proteksinya dijalankan dari aktivasi 5 fitur opsional.
2. Polis Comprehensive Basic.
Comprehensive Basic menjadi rekomendasi autonomous driving insurance yang memiliki beban penggunaan ringan hingga sedang setiap harinya. Skenario proteksi dasar dibangun dari 8 fitur included, meski perluasan coverage dijalankan dengan aktivasi 12 fitur opsional.
3. Polis Total Loss Only (TLO).
TLO bentuk mitigasi risiko dengan kerugian pembiayaan total. Beragam keuntungan ekonomi yang ditawarkannya membuat TLO ideal digunakan oleh mobil dengan usia lebih dari 5 tahun. Preminya sangat murah dengan skenario dasar proteksi ditopang 5 fitur included. Perluasan coverage memanfaatkan aktivasi 9 fitur opsional.
4. Katastropik Polis.
Katastropik Polis ideal digunakan melindungi autonomous car insurance dari kerugian pembiayaan risiko yang dimunculkan oleh bencana banjir. Coverage perlindungannya dari blok mesin hingga interiornya. Formula proteksinya dioptimalkan dari masing-masing 4 fitur included dan opsional.
5. Polis Perlindungan Hybrid.
Perlindungan Hybrid diterapkan dengan menggabungkan manfaat driverless car insurance produk TLO dan Comprehensive Premium/Basic. Meski demikian, skenario proteksinya dibangun dari TLO. Dihadirkan lengkap, polis ini ideal diadopsi untuk menekan potensi kerugian risiko bisnis rental mobil.
Kesimpulan
Autonomous car insurance ikut menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Perusahaan asuransi mobil melakukan penyesuaian terkait regulasi hingga produknya. Penyesuaian self driving cars insurance menyasar penentuan obyek yang bertanggung jawab atas risiko yang muncul, termasuk solusinya untuk pihak ketiga. Penyesuaian driverless car insurance juga dijalankan atas nilai premi hingga klaimnya. Agar unit otonom dan mobil lainnya tetap efisien, maka proteksi harus diberikan melalui asuransi mobil terutama produk insureka!.
FAQ
Bagaimana pengaruh mobil otonom terhadap asuransi mobil?
Mobil otonom memberikan pengaruh paling mendasar terhadap obyek yang menjadi penanggung jawab autonomous car insurance atas risiko yang muncul. Teknologi otonom juga memiliki potensi mempengaruhi nilai premi juga klaimnya. Hal ini tidak lepas dari banyak piranti yang teknologi modern yang disematkan pada mobil otonom.
Siapa yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang melibatkan mobil otonom?
Secara spesifik saat ini belum ditentukan. Sebab, regulasi autonomous driving insurance masih mencari formulasi yang ideal dan proporsional untuk hal tersebut. Sempat berkembang isu jika tanggung jawab risiko atas insiden mobil otonom dipegang oleh pabrikan atau produsennya.
Apakah saya masih memerlukan asuransi untuk mobil otonom?
Mobil otonom tetap membutuhkan skenario proteksi tambahan melalui driverless car insurance. Sebab, background munculnya risiko sangat beragam. Risiko bisa muncul karena kecelakaan, faktor alam, tindak pencurian, vandalisme, pelibatan pihak ketiga, dan lainnya.
Perlindungan asuransi seperti apa yang dibutuhkan mobil otonom?
Mobil otonom tetap membutuhkan skema perlindungan yang komprehensif dari self driving cars insurance. Mampu menekan potensi kerugian pembiayaan yang dimunculkan risiko dengan berbagai faktor pemicunya. Artinya, perlindungan asuransi yang diterapkan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.